Banjir telah menjadi problem serius di banyak kota besar di
indonesia.Makin banyaknya tanah di Jakarta yang ditutupi bangunan beton, maka
daya tampung tanah terhadap air makin berkurang. Daya serap tanah Jakarta
terhadap air nyaris tidak ada. Karena itu air hujan hampir seluruhnya mengalir
ke laut, pakai antre lagi! Jadi banjir. Sedikit sekali yang menyerap ke tanah,
karena itu jumlah air tanahpun makin menyusut. Akibatnya intrusi air laut ke
air tanah Jakarta. Air sumur jadi payau bahkan asin.
Tapi, tahukah Anda bahwa dengan membuat banyak lubang
biopori banjir bisa dikurangi? Ide mencegah banjir dengan cara sederhana,
mudah, dan murah ini digagas Kamir Brata, seorang dosen di Institut Pertanian
Bogor (IPB). ide biopori mengantarkan Kamir sebagai salah satu kandidat peraih
Liputan 6 Awards tahun ini.
Manfaat biopori dirasakan, misalnya, oleh para warga sebuah
kompleks perumahan di Jakarta. Hujan deras tak lagi menggentarkan mereka.
Kekhawatiran sirna. Itu terjadi setelah mereka sepakat membuat ribuan lubang resapan biopori di hampir setiap sudut
perumahan. Walau hujan tercurah deras dari langit, air segera surut.
Kamir memperkenalkan lubang biopori dipicu kekagumannya pada struktur akar dalam tanah yang mampu menyerap air dengan cepat. Lubang biopori bukan hanya menyerap air dengan cepat tapi juga mampu membentuk kompos hingga mengurangi penumpukan sampah organik.
Cara kerja biopori sederhana dan bisa dibuat di mana saja. Pertama, tanah dilubangi dengan diameter 10 sentimeter sedalam satu meter. Air dituang hingga tanah jadi lembek dan mudah dilubangi. Kemudian, sampah organik dijejalkan ke dalamnya.
Akhirnya lubang ditutup dengan kawat jeruji agar tidak jadi sarang binatang. Terkadang mulut lubang diberi pipa agar lubang tidak runtuh. Dua bulan setelah lubang dibuat sampah organik dikeluarkan dan umumnya bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.
Melihat manfaatnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganjurkan warga membuat lubang resapan biopori di tempat tinggal masing-masing. Sejumlah sekolah bahkan mengajarkan pembuatan lubang resapan biopori kepada anak-anak.
Tidak diragukan lagi, karya Kamir menjadi salah satu sumbangan nyata dalam upaya memecahkan masalah banjir yang sering melanda kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta.
Kamir memperkenalkan lubang biopori dipicu kekagumannya pada struktur akar dalam tanah yang mampu menyerap air dengan cepat. Lubang biopori bukan hanya menyerap air dengan cepat tapi juga mampu membentuk kompos hingga mengurangi penumpukan sampah organik.
Cara kerja biopori sederhana dan bisa dibuat di mana saja. Pertama, tanah dilubangi dengan diameter 10 sentimeter sedalam satu meter. Air dituang hingga tanah jadi lembek dan mudah dilubangi. Kemudian, sampah organik dijejalkan ke dalamnya.
Akhirnya lubang ditutup dengan kawat jeruji agar tidak jadi sarang binatang. Terkadang mulut lubang diberi pipa agar lubang tidak runtuh. Dua bulan setelah lubang dibuat sampah organik dikeluarkan dan umumnya bisa digunakan sebagai pupuk tanaman.
Melihat manfaatnya, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menganjurkan warga membuat lubang resapan biopori di tempat tinggal masing-masing. Sejumlah sekolah bahkan mengajarkan pembuatan lubang resapan biopori kepada anak-anak.
Tidak diragukan lagi, karya Kamir menjadi salah satu sumbangan nyata dalam upaya memecahkan masalah banjir yang sering melanda kota-kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar